| Source: dokumentasi pribadi |
Buku karya ke 3 dari seorang penulis berbakat yaitu Marchella FP ini berhasil memikat para pembacanya. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) merupakan novel dengan genre flash fiction yang mengangkat permasalahan sehari-hari dan tentunya seringkali kita jumpai. Karena keberhasilannya dalam memikat para pembaca, novel ini akhirnya juga diangkat ke layar perfilman dan disambut hangat oleh para penikmatnya.
| Source: dokumentasi pribadi |
Awan memiliki kebiasaan unik yaitu menceritakan dan berpesan kepada anaknya di masa mendatang melalui guratan pena pada sepucuk surat. Kisah berawal ketika Awan menuliskan sebuah lembaran surat untuk anaknya tentang sebuah memori, gagal, tumbuh, patah, bangun, hilang, menunggu, bertahan, berubah, dan semua ketakutan manusia pada umumnya. Kemudian Awan juga menyisipkan sebuah tulisan "Ibu takut lupa rasanya muda. Ibu tulis pesan ini untuk kita..." hal tersebut mempertegas alasan seorang Awan mengapa Awan berpesan kepada anaknya nanti melalui sepucuk surat yang selalu ia tulis.
![]() |
| Source: dokumentasi pribadi |
![]() |
| Source: dokumentasi pribadi |
"Kita sedang sama-sama bergerak. Mungkin menuju titik yang sama, atau mungkin berlawanan. Tolong, jangan bertabrakan." Sebuah kalimat yang menjadi pembuka pada bagian Siang di mana realita yang terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi juga dialami oleh Awan. Tema yang ada pada bagian Siang ini adalah tentang eksplorasi, terus bergerak, dan keberanian untung mengambil sebuah resiko. Di mana salah satu pesan Awan kepada anaknya yaitu "Saat masalah terlihat besar, perkecil. Bila kecil, ikhlaskan." Kalimat yang singkat tapi penuh makna untuk para pembaca.
![]() |
| Source: dokumentasi pribadi |
Kemudian kisah berlanjut pada bagian ke tiga yaitu Sore. Perjalanan panjang tentunya sangat melelahkan, maka dari itu Awan berpesan kepada anaknya dengan sisa energi yang ada rehatlah sejenak dan mengulang ingatan apa tujuan yang sebenernya. Rasa pergolakan baik secara batin maupun mental erat terasa pada bagian ini. Namun, tak perlu khawatir berlebihan terkadang ada saja hal tak terduga muncul yang dapat menyemangati dan menguatkan kita untuk terus memantapkan langkah ke depan. Salah satu pesan Awan yang bisa membuat pembaca berbesar hati yaitu "Sang pencipta baik sekali, mengingatkan manusia dengan berbagai cara. Diam, perhatikan, dan dengar. Mungkin ada pesan penting yang mau disampaikan." Sebuah pesan yang mengajak anaknya dan juga pembaca untuk tidak serta merta lupa dengan Sang Pencipta.
![]() |
| Source: dokumentasi pribadi |
Tak terasa perjalanan panjang menyisakan satu perempat langkah lagi. "Sang pencipta baik sekali ya." Sebuah kalimat yang menjadi pembuka pada bagian akhir dari buku ini, yaitu Malam. Awan juga bercerita bahwa pada malam hari, pulang adalah hal yang paling nyaman setelah semua proses melelahkan pada kepadatan aktivitas sebelumnya. Awan juga menyiratkan pesan-pesan yang sering manusia lainnya alami. Dari mulai adanya kegagalan, kesedihan, kegundahan, dan juga keraguan. Tapi Awan berpesan bahwa ketika menghadapi situasi dan kondisi yang kurang menyenangkan, jangan mencoba lari dari kenyatan dan kompromi adalah jawabannya. Sekalipun semua yang kita telah lakukan gagal, tak apa terima saja dan besok kita coba memulai lagi.
Gaya bahasa serta diksi yang digunakan oleh penulis juga tak lepas dari perhatian saya. Diksi-diksi yang puitis dan makna yang bersifat refletif bagi pembaca mampu menghidupkan dan memberi kedalaman cerita. Di setiap lembarnya juga dapat menjadi refleksi hidup yang relevan namun tetap terkesan indah dan menarik sebagai karya sastra.
Tak tertinggal, visualisasi buku ini sangat menarik perhatian saya bahkan ketika baru melihat covernya saja. Sang desainer dan layoutter buku ini harus diapresiasi karena berkat pemilihan warna yang digunakan, grafis visual yang sangat menarik dari lembar ke lembar, serta tipografi yang tak biasa dan unik mampu memudahkan pembaca dalam menangkap isi cerita sekaligus memberikan imajinasi ketika membaca. Bagi saya, buku NKCTHI ini salah satu buku dengan unsur visual yang dibuat secara well designed.
Biasanya pada karya buku pada umumnya kita selalu menjumpai nomor halaman. Namun sayangnya nomor halaman tidak akan kita jumpai pada buku NKCTHI ini sehingga untuk para pembaca yang berhenti membaca di pertengahan buku dan ongin melanjutkannya lagi lain waktu harus menyiapkan pembatas buku sebagai penanda.
Visualisasi buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) yang indah tak terlepas dari kekurangan. Banyaknya karya visual yang ada di setiap lembaran buku ini terkadang membuat pembaca merasa bingung dengan maksud dari pesan yang dibacanya karena seringkali antara tulisan dan imajinasi yang muncul dari karya visual menjadi tidak bertemu dan membuat bertanya-tanya apa maksud dari tulisan tersebut.





No comments:
Post a Comment